WARITA.net – Puasa tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga membawa sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan.
Salah satu manfaat tersebut adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala maag atau gangguan pencernaan yang umum di masyarakat.
Sakit maag atau dispepsia adalah rasa nyeri dan tidak nyaman pada lambung akibat sejumlah kondisi. Kondisi ini bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyakit.
Maag adalah kondisi yang sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, mulai dari perut kembung hingga rasa sakit yang tajam di daerah perut atas.
Ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.
Gejala maag termasuk perut kembung, perut terasa penuh, rasa terbakar di dada (heartburn), mual, dan bahkan muntah.
Berpuasa, terutama puasa yang dilakukan dengan benar dan terencana dapat menjadi strategi alami untuk meredakan gejala maag.
Puasa membatasi waktu makan, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi risiko konsumsi makanan yang dapat memperparah gejala maag.
Dengan tidak makan selama beberapa jam, lambung memiliki waktu untuk beristirahat dan memperbaiki diri tanpa terganggu oleh makanan yang dikonsumsi.
Dokter spesialis Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo dr. Muhammad Firhat Idrus mengatakan pada beberapa penelitian, melaksanakan ibadah puasa dapat mengurangi keparahan dari maag.
Firhat menyatakan bahwa puasa mendorong seseorang untuk makan secara teratur pada waktu yang sama, yaitu saat berbuka puasa dan sahur.
Namun, kata dia, meski makan di jam yang tepat, jika mengonsumsi makanan terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan asam lambung naik dan terjadi maag berkepanjangan saat bulan puasa.
“Kenapa maag pada bulan puasa sering kambuh itu karena konsumsi semua jenis makanan penyebab maag di waktu yang sama dalam jumlah yang banyak, jadi lambung mendapatkan semua jenis pemicu asam lambung di waktu yang sama, itu bisa jadi penyebab utamanya,” katanya mengutip antaranews.com, Selasa.