WARITA.net – Gerakan Pangan Murah (GPM) Bersubsidi merupakan upaya untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat, menjaga stabilitas harga pangan, serta memastikan ketersediaan bahan pangan pokok bagi masyarakat luas, terutama di saat harga pangan mengalami kenaikan atau terjadi krisis pangan.
GPM Bersubsidi menjadi bagian program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) yang bersumber dari dana insentif daerah (DID).
Pada kegiatan GPM Bersubsidi, Pemkab menyediakan paket berisi beras, minyak goreng dan gula yang dibeli dengan harga Rp105 ribu kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga Rp62 ribu.
Pjs Bupati Bolsel, Tahlis Gallang mengatakan, pemerintah daerah sebenarnya menginginkan paket ini dibagikan secara gratis kepada masyarakat terutama yang kurang mampu. Hanya saja, menurutnya, secara aturan hal tersebut tidak dibolehkan.
“Dari Pemda sebenarnya digratiskan tapi aturan atau regulasi dari pusat yang tidak memperbolehkan karena sumber dananya berasal dari dana intensif daerah dan tidak semua daerah kabupaten/kota menerima ini. Hanya beberapa kabupaten yang menerima dan salah satunya adalah Bolsel,” ucap mantan sekretaris daerah ini saat membuka kegiatan GPM Bersubsidi di empat desa di Kecamatan Pinolosian yaitu Desa Lungkap, Kombot Timur, Kombot dan Linawan, Rabu (9/10/2024).
Bolsel memperoleh DID kurang lebih Rp11 miliar. Adanya arahan dari Badan Pangan Nasional terkait stabilisasi harga pangan sehingga Pemkab mengeluarkan kebijakan dengan mengelontorkan dana sebesar Rp5 miliar untuk mensubsidi gerakan pangan murah ini sebagai salah salah satu penuntasan kemiskinan ekstrem.